Siberpatrolico.id // Simalungun–Sebanyak 10 rumah warga Nagori Purwosari Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun di hantam angin puting beliung.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu ( 16/03/2025 ) pukul 15.00 WIB ,diketahui dari 10 rumah tersebut 6 rumah mengalami rusak parah hingga tidak beratap dan 4 rumah mengalami kerusakan dibagian dapur akibat diterjang angin puting beliung di sertai hujan.
Salah seorang korban Sarmin saat ditemui wartawan media ini , di mana rumahnya di hantam puting beliung, mengatakan awal peristiwa ini terdengar seperti suara hujan datang dari arah barat dan terlihat gumpalan hitam mengarah ke rumah.kami pak ,tuturnya
Dikatakan saat saya lihat keluar, terdengar bunyi suara keras yang mengangkat atap seng rumah saya,” kata Sarmin kepada kru media ini.
Ia mengaku, kejadian tersebut begitu cepat kurang lebih 5 menit, sehingga membuat keluarganya panik dan ketakutan.
Ngeri pak, lihat angin puting beliung melintas pas di atap rumah saya, atap rumah terangkat beserta tiang penyangganya tercampak keluar dan tinggal dinding tembok saja, ungkapnya.
Dia mengatakan, pada saat angin puting beliung itu datang warga pada keluar rumah berhamburan. “Istri saya ketakutan histeris, jadi saya bersama anak istri keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.
Ia mengatakan, rumah-rumah lain juga ada yang terangkat atap seng katanya Pangulu Nagori Purwosari Samsul Rijal saat dikonfirmasi terkait peristiwa bencana angin puting beliung tersebut mengatakan : Peristiwa itu terjadi begitu cepat,angin datang dari arah barat disertai seperti gumpalan awan hitam menghantam perumahan warga.jelasnya.
Dan menurut Pangulu Rizal tidak ada korban jiwa dalam peristiwa bencana tersebut, dikatakan Pangulu kerugian yang ditimbulkan bencana angin puting beliung diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
Saat ini pihak Pangulu Nagori Purwosari tengah mendata rumah-rumah korban terdampak angin puting beliung.tersebut.
Pantauan awak media ini dilapangan nampak rumah milik Sarmin seluruh atap seng beserta Brotinya seluruhnya di campakkan angin keluar,dan hanya dinding tembok rumah yang berdiri.
Sumber : Jat Purba
